Bab 292
"Apa kamu mengakuinya?"
Devan bertanya dengan suara tenang.
Liana menggertakkan gigi, raut wajahnya tampak kebingungan.
Meskipun sidik jarinya tidak terdeteksi, sidik jari Marco bisa terdeteksi.
Jika ini diselidiki, Marco bisa mendapat catatan kriminal.
Bisa jadi Marco bahkan tidak bisa melanjutkan kuliah!
Menyadari hal itu, Liana akhirnya menyerah.
"Ya, aku yang mengambil, tapi batu alam ini tetap akan diberikan kepada Keluarga Atmaja, 'kan?"
"Aku cuma mengambilnya lebih cepat saja. Apa yang salah?"
Liana berbicara dengan tegas, tanpa merasa bersalah.
"Kamu! Kok bisa-bisanya kamu melakukan hal seperti itu!"
Sonia menghela napas panjang. Ekspresinya penuh emosi.
Dia menatap Liana dengan tatapan tajam, seperti orang yang sangat kecewa.
"Bagaimanapun juga, batunya sudah diambil. Jadi, dia nggak usah mengantarnya."
"Tapi dia malah membawa batu mentah lain. Dia jelas bermaksud memalukan Keluarga Atmaja!"
"Ibu, seharusnya kamu menegurnya. Hatinya sangat jahat!"
Liana berbicara dengan tegas.
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link