Bab 22
"Pria ini kelihatannya masih terlalu muda. Mungkin dia masih sekolah, ya?"
"Siapa yang tahu? Mungkin ini tugas sekolahnya, jadi dia datang untuk melakukan survei."
"Kita ini orang-orang dengan penglihatan tajam. Kita langsung tahu kalau dia pasti nggak akan menandatangani kontrak. Hanya si pendatang baru itu saja yang mau menemani bocah itu bermain-main."
Banyak sales mulai bercanda, tertawa tak henti-hentinya.
Mereka semua meremehkan Devan.
Menurut mereka, Devan jelas tidak mungkin mampu membeli rumah.
Saat itu.
Devan sedang memperhatikan maket bangunan, memfokuskan pandangannya pada delapan gedung yang menghadap jalanan.
Dia sebenarnya bisa memilih lokasi yang lebih baik di gedung-gedung lain.
Harga di lantai-lantai tersebut juga sedikit lebih tinggi.
Namun, dia membeli tempat ini bukan untuk tempat tinggal, melainkan untuk investasi.
Membeli keseluruhan gedung juga akan lebih praktis.
Jika bukan karena dana yang terbatas, Devan pasti akan membeli lebih banyak lagi.
Setelah menyelesa
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link