Bab 17
Rafael tidak memedulikan Devan lagi, lalu pergi lebih dulu.
Setelah Devan selesai beres-beres, dia pun tiba di gerbang sekolah.
Erica sudah menunggunya di sana.
"Kak, kamu benar-benar lambat. Jangan bilang kalau kamu terlalu asyik belajar sampai lupa waktu?"
Erica melontarkan candaan.
"Memang benar ...."
Devan tidak bisa menahan tawa, hanya menjawab dengan nada tak berdaya.
"Aku nggak percaya!"
Erica cemberut dengan wajah yang penuh keraguan.
Siapa yang akan memercayai hal ini?
Devan juga tidak menjelaskan lebih lanjut, hanya membawa Erica untuk pulang bersama.
Ketika mereka tiba di suatu tempat, langkah Devan tiba-tiba berhenti.
Dia menatap sebuah toko, tampak tertegun.
"Kak, kamu nggak mungkin mau membeli ini, 'kan?"
Erica terlihat terkejut, agak tidak percaya.
Dalam pikirannya, membeli lotre adalah cara untuk mendapatkan sesuatu tanpa usaha.
Erica selalu merasa bahwa Devan bukan tipe orang seperti itu!
"Benar, aku mau membeli lotre. Kalau aku memenangkan hadiah besar, aku bisa membe
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link