Bab 152
"Apa?"
"Marco?"
Devan tiba-tiba tertegun, wajahnya menunjukkan ekspresi aneh.
Baru pada saat itulah dia teringat bahwa sebelumnya Marco di rumah sakit juga berpura-pura sakit parah!
Orang itu sebenarnya hanya terbentur di kepala saja, tetapi malah dibilang memiliki penyakit aneh.
Sekarang sepertinya dia masih di rumah sakit!
"Benar, Marco terus terjatuh, sampai sekarang penyebabnya belum ditemukan!"
"Keluarga Atmaja kehilangan dua orang sekaligus. Mungkin ini adalah hukuman untuk Keluarga Atmaja!"
Desi berkata dengan wajah muram sambil menggelengkan kepalanya.
Pada saat itu.
Sebuah ide muncul di benak Devan.
Sudut bibirnya sedikit terangkat, menyunggingkan senyuman penuh arti.
"Sebenarnya, aku juga nggak tega melihat Kak Liana meninggal. Kalau begitu, aku akan ikut dengan kalian untuk membicarakan ini."
Devan tiba-tiba mengubah nada bicaranya, menyeringai penuh misteri.
Namun, tidak ada seorang pun yang memperhatikan ekspresi Devan. Mereka hanya merasa lega dan senang karena Devan akhi
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link