Bab 96
Benturan itu membuat punggung Giany terasa nyeri, tetapi dia dengan cepat menenangkan emosinya.
"Pak Walace, Pak Kevin, aku hanya nggak sengaja tersesat," ujar Giany.
Begitu Giany selesai mengatakan ini, Rumi langsung membantah, "Melihat cara licikmu tadi, kamu nggak seperti orang yang tersesat. Lebih seperti sengaja bersembunyi di sini untuk menguping. Giany, aku sudah pernah bilang padamu. Kalau bertemu denganku, lebih baik kamu menjauh. Kalau nggak, aku nggak bisa menjamin apakah aku akan mengambil tindakan atau nggak."
Saat mengucapkan itu, Rumi benar-benar mengeluarkan pistol, mengisinya dengan cepat.
Punggung Giany langsung terasa dingin. Orang ini benar-benar gila! Dia benar-benar membawa senjata di tempat seperti ini.
Tanpa sadar, Giany langsung bersembunyi di belakang sofa tempat Walace duduk.
Sementara itu, Walace dengan tenang memegang segelas anggur. Ujung jarinya yang pucat tampak kontras dengan gelasnya. Pria itu berkata, "Rumi, turunkan senjatamu."
Rumi mengernyitkan ken

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link