Bab 170
Akhirnya Giany mengerti mengapa Dave selalu menatapnya dengan sedih dan kecewa.
Ternyata kakek marah sampai meninggal karena Giany. Akan tetapi kalau kakek sempat berbicara dengannya sebelum meninggal, kemungkinan besar kakek tidak menyimpan dendam dan hanya membencinya.
Meskipun tidak bisa mengingatnya, saat ini Giany masih menampar diri sendiri dengan kuat.
Pipinya memerah dan Robert yang ada di sebelah melompat ketakutan.
"Kak, apa yang kamu lakukan?"
Giany menggelengkan kepala, menenangkan emosi dan terus berjalan.
"Ayo, bawa aku menemui Kakek."
Robert sangat cemas dan takut membuat Giany syok dengan ucapan lain. Saat ini dia menyesal membawanya ke sini.
Setelah berjalan ke atas selama sepuluh menit, akhirnya mereka melihat batu nisan tuan besar.
Giany tiba-tiba merasa malu berada dekat dengan kampung halamannya dan tidak berani pergi ke sana.
Robert juga tidak mendesak Giany.
Dia ragu di tempat selama lima menit sebelum berjalan perlahan.
Foto hitam putih di atas sangat bagus. Saa

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link