Bab 163
Chelsea tidak bisa menghindar dan terpaksa mengangkat lehernya.
Setelah beberapa detik, dia seolah menyadari apa yang terjadi dan memalingkan wajah.
Ciuman Farrel mendarat di pipi Chelsea dan dia terus menciumnya tanpa menyerah, sengaja meninggalkan beberapa jejak.
"Farrel, sudah cukup."
"Nggak cukup, tadi aku sudah menahan emosiku di dalam ruangan. Apa hakmu tidur denganku dan mencampakkanku?"
Dagu Chelsea dicubit dan dia dicium dengan liar lagi.
Giany mundur beberapa langkah, wajahnya dipenuhi keterkejutan.
Setelah sadar, dia menutup pintu ruangan dengan sadar diri dan merasa seolah guntur bergemuruh di langit.
Setelah menenangkan diri beberapa saat, Giany kembali ke ruangan sebelumnya.
Walace dan Samuel duduk berhadapan di sebuah meja. Mereka tidak mengatakan apa-apa, tetapi tidak ada yang merasa canggung.
Melihat Giany kembali dan duduk, Walace bertanya, "Sudah ketemu orangnya?"
Giany langsung menatap Samuel dan menggelengkan kepalanya, "Nggak, restorannya terlalu besar. Aku nggak

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link