Bab 18 Anak
Dina menangis terisak-isak dan terjatuh ke tanah. Wajahnya tampak sangat histeris, seperti orang gila.
Melihat itu, Susan menggelengkan kepala lalu berkata dengan hati yang terluka, "Kamu memang terlalu dimanjakan di rumah. Nggak pernah diajari dengan baik, makanya jadi seperti ini!"
Dina masih menangis tersedu-sedu, berisik sekali.
Aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan, hanya terdiam sambil menatap pintu ruang operasi, berharap Indra selamat.
Akhirnya lampu ruang operasi padam. Mataku berbinar dan aku segera berkata pada dua orang di sampingku, "Diam sebentar, operasi sudah selesai."
Susan langsung menutup mulut, mengangkat tangannya dan meminta penjaga untuk menyeret Dina keluar.
Dia menatapku sejenak tanpa mengatakan apa pun.
Kami saling memahami, jadi tidak perlu kata-kata.
Dia dan aku jelas berada di kelas yang berbeda. Hubungan kami sebagai ibu mertua dan menantu tidak bisa dibilang harmonis, hanya bisa dibilang saling menghormati.
Kami berdua segera maju begitu dokter
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link