Bab 16 Ejekan
Mata Indra dipenuhi kekesalan. "Maaf kalau mawar nggak suka, melati nggak suka, rumah, mobil, saham, apa pun yang aku punya, bisa aku berikan padamu."
"Aku nggak punya cara lain lagi." Dia hampir memohon.
"Apa pun yang terjadi, aku nggak mau bercerai denganmu."
Aku tidak ingin orang-orang di jalan melihat, jadi aku langsung menarik lengannya dan masuk ke dalam mobil.
Setelah mobil bergerak, perasaan mual itu makin kuat.
Wajahku terlihat pucat, dan Indra bertanya dengan penuh perhatian, "Apa kamu merasa nggak enak badan? Aku bisa bantu memintakan izin dari kantor."
"Nggak perlu, Jodi sudah mengurus izin untukku."
Wajah Indra tampak suram, tapi dia tetap tidak berkata apa-apa.
Aku menggeleng, tiba-tiba merasa tenang, lalu menarik napas dalam-dalam. Baru kemudian aku berkata padanya, "Indra, kamu nggak perlu seperti ini. Sebenarnya aku juga nggak menyalahkanmu, kecuali waktu kamu menyelamatkan Dina dan membuatku sangat kesal. Selain itu, aku sudah memikirkan semuanya, kita berdua memang n
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link