Bab 151
Ariel berkata, "Ini termasuk hal pribadi desainer, jadi saya nggak bisa mengatakannya."
Agam tersenyum dengan dingin. "Tampaknya Perusahaan Vasant nggak berniat menerima pesanan Perusahaan Dirgantara, kalau begitu nggak usah dipaksa."
Selesai berbicara, Agam meletakkan kopinya, lalu berdiri ....
Percakapan mereka didengar jelas oleh Pamela yang di ruang istirahat!
Nada bicara Agam sudah terdengar tak senang, dia juga tahu kalau Agam tidak punya kesabaran yang lebih.
Hari ini kalau dia pergi, pesanan dua triliun akan melayang!
Ketika sedang berpikir, Pamela tiba-tiba melihat di pojok ruang istirahat terletak setumpuk mesin yang dibeli oleh Marlon, di antara mesin itu ada masker anti racun ....
"Pak Agam, tunggu dulu!"
Agam yang sudah mau keluar tiba-tiba berhenti melangkah begitu mendengar suara itu, lalu pelan-pelan menoleh dengan mata yang disipitkan ....
Setelah mendengar suara itu, Ariel menoleh dengan kaget!
Penampilan bos ....
Pamela mengganti baju Ariel di ruang istirahat, juga m
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link