Bab 5
Saat menunggu lampu merah, Jane tiba-tiba memutar wajahku ke arahnya dengan serius. Dia mengeluarkan uang 200 ribu dan bilang ingin membeli senyumanku.
Aksinya yang tak terduga membuatku tertawa.
Melihat wajahku sedikit lebih ceria, Jane bertanya, "Kali ini, kamu pulang untuk menetap atau mau pergi lagi?"
Aku menjawab, "Nggak, aku nggak akan pergi lagi."
Jane bertanya, "Sudah dapat pekerjaan?"
Aku memandang keluar jendela. Sembari melihat pemandangan yang akrab tetapi terasa asing, aku menjawab, "Belum. Nggak perlu buru-buru. Aku mau jaga ibuku dulu."
Kami pun tiba di kamar rumah sakit. Saat itu, ibuku sedang berbaring dengan mata terpejam. Tanteku yang melihatku datang cukup terkejut.
Tante bertanya, "Nana, kenapa kamu buru-buru pulang?"
"Ya, aku khawatir dengan kondisi Ibu," jawabku.
Tanteku menepuk bahuku. Dia memujiku sebagai anak yang baik.
Mendengar itu, aku merasa bersalah. Aku tidak tahu apakah aku pantas disebut anak yang baik.
Aku bertanya, "Tante, di mana dokter yang menanga
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link