Bab 16
"Anggap saja ponsel itu sebagai hadiah perkenalan dariku."
Kenzo berujar demikian sambil tersenyum.
Waktu itu, aku belum mengerti apa yang dia maksud dengan "hadiah perkenalan".
Belakangan, aku tahu bahwa dia adalah bosku dan aku bekerja di perusahaannya.
Kenzo mengantarku sampai depan gerbang kompleks. Aku menunduk untuk mengucapkan terima kasih. Kemudian, aku bertanya apakah dia ingin naik ke atas untuk minum teh panas sebelum pergi.
Awalnya, aku hanya basa-basi. Tidak disangka dia benar-benar setuju.
"Oke. Aku akan naik untuk minum teh dulu," jawab Kenzo sambil tersenyum.
Matanya yang panjang dan sipit terlihat bersinar. Seiring dengan gerakan halus, dia memutar setir lalu memarkir mobil.
Dengan agak canggung, aku mengajaknya masuk ke rumah. Ibuku yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV melirik sekilas. Begitu melihat Kenzo, matanya langsung berbinar-binar.
Segera, dia bergegas menghampiri kami.
Ibuku bertanya siapa pria ini sambil tersenyum.
Sebelum aku sempat menjawab, Kenzo
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link