Bab 13
Layar ponselku sudah rusak. Itu hanya bisa digunakan untuk menelepon layanan darurat dan polisi.
Aku menghela napas. Saat melihat keluar rumah sakit, aku bingung bagaimana cara pulang.
"Wilona."
Aku secara refleks menoleh, lalu melihat Kenzo mendekat dengan tergesa-gesa.
Dia meraih tanganku dengan cemas. Di matanya, aku melihat kekhawatiran yang tulus.
Kenzo menarikku untuk mengobati lukaku, lalu mengeluarkan tisu basah dari sakunya dan membersihkan kotoran yang menempel di wajahku.
Aku pasti terlihat sangat menyedihkan. Pakaianku robek, wajahku bengkak karena tamparan Natalia, dan darahku mengering di bawah kuku-kukuku.
Kenzo menjelaskan bahwa Caleb adalah temannya.
Itu sebabnya dia tahu kabar ini begitu cepat.
Setelah lukaku diobati, Kenzo berlutut untuk mengikat tali sepatuku yang lepas.
Kenzo melepas mantelnya yang bersih dan membungkusku dengan hangat. Dia memelukku dengan lembut sambil berucap, "Kalau mau nangis, menangislah."
Kata-katanya seperti tombol yang menyalakan perasaank
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link