Bab 152 Bergegas Menuju Menara Tremont
Setelah membereskan urusan itu, Tiffany merasa begitu lelah sampai-sampai dia tidak sanggup bergerak sedikitpun saat dia menjatuhkan diri di tempat tidurnya. Dia berpikir sejenak lalu menghubungi ibunya. Segera setelah panggilannya terhubung, dia mendengar ribut-ribut dari ujung telepon. “Tiga bambu! Tunggu! Menang!”
Tiffany bahkan tidak perlu menebak untuk tahu bahwa Lillian sedang bermain mahjong lagi, dan ini membuatnya kesal. “Bisakah kau berhenti bermain mahjong? Ini sudah larut malam dan kau masih belum pulang juga.”
Lillian membalas dengan nada lebih kesal. “Karena kau sepertinya tidak peduli lagi padaku, aku akan melakukan apapun yang ku mau, pergi makan ke luar atau bermain mahjong. Aku tidak pulang malam ini. Aku akan bermain semalaman! Lakukan apa yang kau mau dan jangan menggangguku!”
Mendapati panggilannya di tutup membuat Tiffany ingin menjerit untuk melepaskan amarahnya. Jika dia tidak khawatir akan dilaporkan karena mengganggu tetangga, dia akan menjerit dari palung
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link