Bab 17 Aku Ingin Satu Tim dengan Diana

Orang yang turun dari mobil adalah seorang idola yang juga dikenal sebagai bintang papan atas, tapi lebih populer daripada Zayn. Namanya Hans Redwood. Dia tiga tahun lebih tua dari Zayn, tapi memulai debutnya pada waktu yang hampir bersamaan dengan Zayn. Dia memulai kariernya sebagai penyanyi dan penari, tapi kemudian dia berkembang sangat baik sebagai seorang aktor. Meski dia tidak pernah memenangkan penghargaan utama, hampir setiap drama yang dibintanginya selalu sukses. Hans memiliki aura yang kuat dan sikap yang cuek. Dia melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri dan bahkan terkesan sedikit mendominasi. Jadi, ada rumor kalau Hans adalah putra orang kaya dan pernah belajar di universitas bergengsi luar negeri. Dia kapan saja bisa kembali ke rumahnya mewarisi harta keluarga. Hans tidak pernah mengakui rumor itu. Dia selalu tersenyum setiap kali ditanya. Dalam hal ini, Zayn justru sebaliknya. Dia memulai debutnya dengan status putra orang kaya. Hans turun dari mobil. Semua orang menyapa dan memperkenalkan diri lagi. Yang berbeda adalah semuanya hanya melambaikan tangan atau bersalaman dengan Hans. Hanya Elliot yang membungkuk dan bersalaman dengan Hans. Ketika semua orang sedang mengobrol, mobil kelima tiba. Seorang wanita seksi dan cantik turun dari mobil. Wanita cantik itu adalah seorang penyanyi dengan tubuh yang berlekuk. Dia mengenakan rok ketat yang menonjolkan lekukan tubuhnya. Dia memiliki rambut pirang bergelombang yang besar, kulit yang sangat mulus dan cerah. Dia dua tahun lebih tua dari Hans, telah memenangkan beberapa penghargaan menyanyi dan memiliki status tinggi di industri hiburan. "Hai, semuanya. Namaku Emma Bennett," sapa wanita cantik itu sambil tersenyum dengan ramah. "Hai, Kak Emma," sapa semua orang. "Apa kita akan dibagi menjadi beberapa kelompok nanti? Kalau ya, aku ingin satu tim dengan Diana." Lalu, Emma menghampiri Diana dengan natural dan memeluk lengannya. Diana bingung. Sebenarnya, setelah Emma memperhatikan beberapa tamu hari ini, dia merasa hanya Diana yang bisa bekerja. Sementara tamu lainnya sepertinya tidak pernah melakukan apa-apa. Jadi, tentu saja dia menginginkan Diana dulu. Pada saat ini, mobil terakhir tiba. Sepasang suami istri paruh baya turun dari mobil. Leo Knightley, si suami, adalah seorang aktor lama dan sutradara yang sedang naik daun. Dia memiliki kepribadian yang tegas dan penampilan yang mengintimidasi. Julia Potter, si istri, adalah seorang guru di sebuah perguruan tinggi musik. Dia memiliki sikap elegan dan lembut. Dia dapat memainkan beberapa alat musik klasik dan kadang-kadang tampil di beberapa pesta malam formal. Pokoknya, mereka adalah orang hebat. Semua orang pun menyapa mereka. "Oke, semua orang sudah tiba. Kalau begitu, ayo kita berangkat ke tujuan kita, Desa Romand," kata sutradara sambil tersenyum. "Apa mobil sebesar ini bisa masuk? Bukankah kita harus ganti ke mobil yang lebih kecil?" tanya Emma sambil melihat sekeliling. Semua orang juga melihat mobil seperti apa yang telah disiapkan kru. Namun, hanya ada mobil van. "Berhenti mencari. Mobil kecil juga nggak bisa masuk," jelas sutradara sambil tersenyum. "Kalau begitu, bagaimana kita masuk? Kita nggak mungkin jalan kaki, 'kan?" Hans merasa ada yang menyeramkan dengan senyuman sutradara. "Benar, kita akan jalan kaki." Sutradara mengangguk dan tertawa. Semua orang tercengang, lalu mereka mengeluh. Terutama tiga tamu wanita yang mengenakan sepatu hak tinggi. Semua orang juga baru menyadari kalau cuma Diana yang memakai sepatu olahraga di antara tamu wanita. Selain itu, berbeda dengan Diana yang memakai pakaian olahraga, tiga tamu wanita lainnya memakai gaun yang sangat cantik. Hazel memakai gaun putih yang panjangnya mencapai mata kaki. Emma memakai gaun ketat, sedangkan Julia memakai gaun yang panjangnya mencapai betis. "Pak, apa nggak ada cara lain?" Emma tidak mau menyerah. "Kalau kita jalan lama, kakiku bisa copot." Semua orang menyahut, begitu juga dengan Diana. Walaupun berjalan di jalan pegunungan bukan masalah besar baginya, dia tidak bisa menunjukkannya karena itu membuatnya terlihat tidak kompak.