Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 8 Setelah Perselisihan Terjadi, Mencari Perlindungan yang Lebih Kuat

"Chacha." Esther menggenggam tangannya dengan mata yang merah. Dia mendekatkan diri ke telinga Felicia dan berbicara dengan nada yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, "Nggak ada orang yang baik di keluarga Lumington, mereka sangat pendendam. Chacha, serangan terang mudah dihindari, tapi serangan dari belakang sulit dihindari. Chacha, dengarkan Nenek, ya?" "Anggap saja Nenek memohon padamu." "Kalau nggak ada yang melindungi Chacha, Nenek nggak bisa merasa tenang tinggal di panti jompo. Nenek juga nggak bisa makan dengan baik dan tidur nyenyak. Mungkin dalam waktu dekat, Nenek akan mati karena depresi." Esther berkata dengan suara penuh keluhan. Matanya tampak sangat merah seolah-olah dia akan menangis kapan saja. Meski Chacha tidak mengatakannya, Esther tahu. Sekarang Chacha sudah terlibat perselisihan dengan keluarga Lumington. Kalau tidak ada yang melindunginya, keluarga Lumington pasti akan membalas dendam padanya. Esther tidak tega melihat cucunya yang dia besarkan dengan susah payah mengalami hal buruk, tetapi kepalanya terkadang kabur sehingga hanya bisa merencanakan masa depan Chacha saat masih agak sadar. "Chacha, kamu juga nggak ingin Nenek depresi dan meninggal, 'kan! Apa kamu ingin Nenek mati dengan mata terbuka?" "Hiks, hiks ..." Setelah mengatakan itu, Esther langsung menangis. Felicia hanya bisa memeluk Esther dan mencoba menenangkannya. Namun, tidak peduli bagaimana dia menenangkan, Esther terus menangis tanpa henti. Pada akhirnya, Felicia tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa setuju untuk tinggal di rumah kakek angkatnya. Setelah Felicia setuju, air mata Esther langsung berhenti. Esther mengambil ponsel, mengenakan kacamata baca, mendekatkan ponsel ke matanya, lalu menekan nomor telepon. Segera setelah itu, suara dering ponsel terdengar dari depan pintu kamar. Dalam detik berikutnya, Ricky mengangkat telepon dan memasuki kamar Esther. Ricky tersenyum, lalu berkata dengan hormat dan sopan, "Halo Nenek Esther, saya Ricky. Dua menit lalu, saya baru saja menerima telepon dari Pak Oliver yang meminta saya untuk menjemput cucu Anda." "Nona Felicia." "Orang dari kakek angkat?" Felicia menyipitkan matanya. Telepon dua menit yang lalu, tetapi dalam dua menit, orang ini sudah ada di depan pintu kamar Esther. Kecepatannya ini bahkan mungkin melebihi super hero! Ricky menjelaskan dengan tenang, "Ya, hari ini saya datang bersama bos saya untuk mengunjungi Nenek Esther, tapi beliau terpaksa pergi karena ada urusan mendesak, jadi saya menggantikan beliau untuk mengunjungi Nenek Esther. Kebetulan, telepon dari Pak Oliver juga masuk." "Benar-benar ... sangat kebetulan." Ricky terus menjelaskan sambil memperhatikan Felicia dengan lebih cermat. Sebelumnya, dia hanya melihatnya dari jarak jauh, tetapi sekarang, setelah mengamati lebih dekat, dia baru sadar kalau Felicia jauh lebih cantik dari yang dia bayangkan. Wajah kecilnya selebar telapak tangan dan kulitnya putih seputih salju. Sepasang mata yang indah tetapi dingin dan terkesan menjauh, hidungnya mancung dan kecil, sementara bibirnya sedikit terkatup tanpa memperlihatkan ekspresi apa pun. Dia hanya memakai jaket dan celana olahraga yang sederhana. Tubuhnya ramping, rambutnya diikat menjadi bun, tampak muda dan cantik. Namun, ekspresinya sangat jauh dari umurnya yang muda, penuh dengan jarak dan ketidakpedulian seolah tidak ada yang peduli atau yang dipedulikan. Tidak, ada satu orang. Saat Felicia memandang Esther, tatapannya otomatis melunak dan suaranya juga terdengar lebih lembut. Ricky juga melihat ke arah Stella yang sedang berlutut dan meminta maaf. Kalau dia tidak salah ingat, Jeff dan Stella baru saja menjadi orang terkaya di Kota Aldeas dalam dua tahun terakhir. Kalau bisa membuat istri dari orang terkaya sampai berlutut meminta maaf, jelas Felicia ini bukan orang biasa. Ricky memandang ke arah Esther sambil menata hadiah di meja. "Nenek Esther, saya harus membawa Nona Felicia sekarang atau tunggu sebentar lagi?" "Tunggu sebentar lagi, kamu tunggu dulu." Esther mengambil ponsel, membuka riwayat obrolan dengan Oliver, mendekat untuk melihat foto di atas, dan memastikan kalau itu adalah Ricky sendiri. Orang yang tadi dia telepon juga adalah pemuda di depannya dan apa yang pemuda ini katakan juga sesuai. Esther pun merasa lega. Meski Esther merasa kecewa karena Leonard tidak datang, tetapi selama Chacha bisa tinggal di rumah keluarga Osbert, mereka punya banyak kesempatan untuk saling mengenal dan berinteraksi, 'kan? "Felicia, aku sudah minta maaf ke nenekmu. Aku sudah boleh berdiri, 'kan?" tanya Stella dengan nada menahan marah. Melihat orang lain masuk, kebencian yang ada di dalam hatinya terhadap Felicia dan Esther mencapai puncaknya pada saat itu. Felicia menatap Esther. "Nenek, apa Nenek bersedia memaafkan Nyonya Stella?" Esther menatap Stella. Setelah berpikir sejenak, Esther mengangguk pelan. "Iya." "Tapi Chacha, Nenek nggak mau melihat mereka lagi, suruh mereka pergi." "Oke." Felicia menenangkan Esther dengan lembut, kemudian berbalik kepada keluarga Jeff dan berkata, "Pak Jeff, Nyonya Stella, silakan bawa Nona Jenny pergi." "Felicia, jangan lupa kesepakatan kita sebelumnya." Jeff mengingatkan. Sebelumnya, Felicia menggunakan rekaman dan video untuk memaksa mereka meminta maaf kepada Esther. Jeff akan setuju asalkan rekaman dan video itu dihapus setelah permintaan maaf selesai. Felicia setuju. "Iya." Di depan semua orang, Felicia mengeluarkan ponselnya dan menghapus rekaman serta video itu. Namun, mengingat kebencian Jenny dan Stella yang mendalam terhadapnya, Felicia tahu mereka tidak akan membiarkannya hidup tenang. Oleh karena itu, rekaman dan video itu sudah dia unggah ke email terenkripsi sejak awal. Meski dia menghapusnya sekarang, Felicia punya salinan cadangan. Kalau keluarga Lumington bisa bersikap baik terhadap Esther dan tidak mengganggunya, Felicia juga tidak ingin bermusuhan dengan keluarga Lumington. Dengan begitu, rekaman ini tidak akan pernah terungkap. Namun, Felicia tahu metode keluarga Lumington yang licik, jadi dia harus selalu bersiap. Setelah melihat Felicia menghapus rekaman dan video itu, Jeff dan Stella langsung mengambil ponsel Felicia untuk memeriksa. Setelah memastikan tidak ada yang tersisa, mereka mengembalikan ponsel itu kepada Felicia. "Ibu melindungi Felicia, tapi nggak menganggap Jenny sebagai cucu kandungmu." Stella tetap merasa tidak puas, tetapi karena kehadiran Ricky, dia tidak berani berbicara lebih jauh. "Pergi dari sini." "Jenny? Siapa itu? Aku nggak kenal." Esther tidak menyukai Stella. Wanita ini sangat jahat padanya setelah dia mengalami masalah mental. Esther punya kecerdasan yang hampir setara dengan anak berusia enam tahun, tetapi dia tidak bodoh dan tidak dungu. Daya ingatnya juga belum begitu buruk. Stella masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Jeff menariknya dan Jenny keluar dari ruang perawatan. "Nenek melindungi Felicia. Hari ini sulit untuk mencapai kesepakatan." Setelah ketiganya keluar dari kamar, Jeff berkata dengan suara pelan, "Tapi Felicia nggak mungkin selalu bersama nenek, nenek pasti akan meninggal suatu saat nanti, dan nggak bisa melindunginya seumur hidup." "Selain saham, nenek pasti punya barang berharga lainnya. Setelah kecelakaan, dia jadi pelupa dan nggak bisa mengingat barang-barang itu." "Setelah kita pulang, ayo cari emas, perak, dan perhiasan yang dia sembunyikan untuk Jenny." Saat mendengar itu, mata Stella dan Jenny langsung berseri-seri. Mereka pun tidak lagi peduli dengan Felicia maupun Esther dan segera meninggalkan panti jompo. Setelah keluarga Jeff pergi, di dalam ruangan hanya tersisa Felicia, Esther, dan Ricky. Esther mengambil ponselnya dan melakukan panggilan video kepada Oliver. Dalam sekejap, wajah ramah Oliver muncul di layar. "Esther! Ricky sudah menjemput Chacha, 'kan?" "Biarkan aku melihat Chacha." Esther segera mengarahkan ponsel ke Felicia. "Chacha, sapa kakekmu." Felicia segera memanggil "Kakek" dengan patuh dan lembut. "Aduh, Chacha memang sangat penurut." Oliver menatap gadis kecil di dalam video. Wajahnya cantik dan suaranya lembut. Dia sangat penurut dan menggemaskan sehingga membuat hati pria tua ini langsung meleleh. Gadis kecil yang sangat manis dan cantik ini justru harus menghadapi takdir pahit karena tertukar saat masih bayi. Keluarga Lumington merupakan keluarga terkaya di Kota Aldeas, mereka jelas mampu merawatnya. Namun, mereka tetap memilih untuk mengusirnya, seolah-olah tidak bisa memberi tempat untuk seorang gadis kecil yang bahkan telah mereka rawat selama 20 tahun. Mereka benar-benar sangat kejam. Sekarang, demi melindungi Esther, dia terpaksa berseteru dengan keluarga Lumington. Esther benar, tanpa perlindungan dari kekuatan yang lebih besar, gadis ini pasti akan dimakan habis oleh keluarga Lumington tanpa sisa sedikit pun.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.