Bab 18 Dia Cepat, Tetapi Lawannya Lebih Cepat
Leonard bergegas keluar dari kamar VIP. Di lorong panjang itu, tidak ada lagi jejak Connie maupun Elim.
Saat pintu lift terbuka, Harry terlihat berlari tergesa-gesa ke arahnya.
"Apa kamu melihat Elim dan Connie?"
Leonard melangkah cepat ke depan dan langsung menangkap Harry, lalu menanyakan hal itu dengan nada dingin.
Harry menggelengkan kepala. "Di jalan menuju ke sini, saya nggak melihat mereka. Pak Leonard, bolehkah saya tahu apa yang terjadi? Kenapa Elim bisa semarah ini?"
"Tanyakan saja pada istrimu yang baik itu!"
Leonard melepaskan pegangan tangannya dan berjalan menuju lift. Ekspresinya dingin, langkahnya cepat, dan dia langsung mengambil ponselnya untuk melakukan beberapa panggilan telepon berturut-turut.
Tidak sampai dua menit, seluruh pintu masuk dan keluar Rumah Sakit Swafael telah dijaga oleh para pengawal berpakaian hitam. Bahkan seekor lalat pun tidak akan bisa keluar.
Namun, saat itu juga, Felicia sudah kembali ke vila bersama Connie. Setelah masuk ke ruang rahasia, dia melepas penyamarannya dan mengganti pakaian.
"Guru, semua pintu keluar rumah sakit sekarang dijaga oleh orang-orang Leonard."
Connie memeriksa CCTV, mengerutkan dahi, dan melaporkan kepada Felicia.
"Nanti kita keluar lewat ruang bawah tanah."
Felicia menjawab dengan tenang. Saat dia merancang vila ini, ruang rahasia terhubung langsung ke ruang bawah tanah, dan ruang bawah tanah terhubung ke gudang Rumah Sakit Swafael di kaki gunung.
Kalau Leonard memblokir pintu masuk utama Rumah Sakit Swafael, dia hanya perlu mencari jalur lain.
"Baik, Guru."
"Guru, saya sudah menghubungi Harry. Dia sekarang sedang dalam perjalanan menuju kamar VIP. Selain itu, saya juga sudah menugaskan seseorang untuk mengawasi mereka pindahan dari vila sebelah."
Connie menyelesaikan semua tugas yang diperintahkan Felicia melalui ponselnya, tetapi ada satu hal yang membuatnya penasaran.
"Guru, kenapa di ponsel Medeline ada email permohonan pengobatan yang dikirimkan oleh keluarga Osbert kepada saya?"
"Saya yakin saya nggak membocorkan informasi apa pun."
Felicia melangkah ke depan jendela dan melirik ke luar, teringat aroma cendana yang samar yang dia cium dari tubuh Leonard.
Rumah Sakit Swafael tidak menggunakan cendana sama sekali dan Leonard pernah berkata kalau dia tidak memakai parfum. Kalau begitu, aroma itu kemungkinan berasal dari tempat lain.
Identitas Oliver memang spesial. Orang luar mungkin tidak tahu, tetapi anggota keluarga Osbert pasti tahu kalau Leonard sedang membawa Oliver Tua ke berbagai tempat untuk berobat.
Felicia menyuruh salah satu asistennya untuk menyelidiki dan dia menemukan kalau Keluarga Osbert punya seorang wanita bernama Naomi, putri kedua keluarga itu sekaligus bibi kandung Leonard. Naomi terkenal sangat religius dan sering beribadah di kuil.
Sebelumnya, saat Ricky membawa Felicia untuk bertemu dengan Leonard, dia melihat kalau pria itu buru-buru pergi. Setelah mengecek CCTV di ruang rahasia, Felicia memastikan kalau saat itu Leonard bergegas pergi untuk menemui Naomi.
"Connie, kalau aku sudah memercayaimu, aku nggak akan meragukanmu. Aku yakin bukan kamu yang melakukannya."
Felicia menjawab dengan nada datar. Dia tidak menjelaskan dugaan pribadinya kepada Connie. "Tetaplah di sini dan awasi proses kepindahan keluarga Harry dari rumah sakit."
"Aku akan pergi dulu."
"Baik, Guru."
"Guru, saya akan melakukan tugas ini dengan baik. Saya nggak akan membuat Anda kecewa."
"Oke."
Felicia mengangkat ransel kanvasnya, lalu memasukkan ponsel dan iPad ke dalamnya. Dia tidak membawa salinan hasil pemeriksaan medis Oliver karena semuanya sudah dia hafalkan di kepalanya.
"Connie, aku pergi dulu."
"Baik, Guru."
"Kalau Leonard menanyaimu soal aku, kamu yakin bisa mengatasinya?"
"Jangan khawatir, Guru. Saya bisa mengatasinya."
"Kalau gitu, aku pergi, ya."
"Hati-hati di jalan, Guru."
"Ya."
"Felicia membawa tasnya dan masuk ke ruang bawah tanah melalui ruang rahasia, kemudian berjalan cepat mengikuti jalur yang sudah dirancang. Tidak butuh waktu lama, dia sudah meninggalkan area Rumah Sakit Swafael.
"
Sementara itu, Leonard sudah sampai di pintu utama rumah sakit. Setelah bertanya kepada bawahannya, dia memastikan kalau tidak ada seorang wanita berambut putih yang membungkus dirinya rapat-rapat ataupun seorang wanita muda yang keluar dari rumah sakit itu.
Tidak ada kendaraan yang meninggalkan area rumah sakit dalam beberapa menit terakhir.
Alis Leonard berkerut dalam. Dia segera berbalik dan kembali ke kamar VIP. Namun, begitu dia sampai di bagian rawat inap, dia melihat Harry dengan wajah suram sedang menyeret Emily keluar dari ruangan.
"Lepaskan aku."
Suara Emily terdengar parau dan disertai tangisan. "Sayang, aku benar-benar salah. Aku juga mendapat informasi tentang ini dan cuma ingin membantumu, Suamiku!"
"Plak!"
Harry yang sangat marah tidak bisa menahan diri. Dia berbalik dan menampar Emily. "Kenapa aku menikahi wanita bodoh sepertimu?"
"Kamu nggak hanya merugikan diriku, tapi juga akan merugikan Eden dan Ariel."
"Kenapa kamu harus meragukan orang yang aku bawa? Setelah orang itu mengirimkan pesan padamu dan mengatakan kalau Elim yang aku bawa itu palsu, kenapa kamu nggak meneleponku dulu? Kenapa malah langsung berlari ke kamar VIP dan membuat keributan?"
"Emily, oh Emily, kenapa kamu nggak punya otak, sih? Sepertinya kamu sudah hidup terlalu nyaman selama bertahun-tahun sampai-sampai otakmu jadi tumpul."
Harry berkata dengan mata yang mulai merah, "Aku bekerja keras supaya bisa dilihat oleh Guru Elim, lalu dipromosikan. Aku melangkah selangkah demi selangkah hingga bisa berada di posisi ini. Kamu kira ini mudah?"
"Tanpa Elim, kamu pikir aku bisa sampai ke tahap ini? Kamu pikir kamu bisa menjadi istri Dokter Kepala Rumah Sakit Swafael?"
"Aku sudah berapa kali bilang padamu, fokus saja pada tugasmu sebagai istri yang baik dan ibu yang bijaksana. Jangan campuri urusan pekerjaanku dan jangan ikut campur urusan orang lain."
"Dulu kamu bisa mendengarkan, tapi kenapa kali ini kamu harus percaya pada pesan dari orang asing?"
Pada akhirnya, Harry tidak bisa menahan tangisnya.
"Sekarang semuanya sudah berakhir, kita sudah kehilangan semuanya."
Harry melepaskan tangan Emily, menutupi wajahnya, lalu duduk di lantai di depan pintu masuk rumah sakit dan menangis.
Tidak lama kemudian, pengumuman tentang penunjukan dokter kepala baru rumah sakit akan segera tersebar di seluruh rumah sakit. Sementara itu, dia akan meninggalkan rumah sakit dengan cara yang sangat memalukan.
"Dokter Harry." Leonard mendekat, suaranya dalam dan penuh wibawa, tidak memberi ruang untuk ditolak. "Bisa bicara sebentar?"
Harry menatap Leonard. "Apa Pak Leonard ingin bertanya soal Elim? Saya hanya ingin mengatakan, sejak Elim mencabut posisi dokter kepala saya, saya nggak berhak lagi membicarakan apa pun tentang dia."
"Pak Leonard, sebaiknya Anda mencari orang yang lebih kompeten!"
"Dokter Harry pasti sudah melihat wajah asli Elim, 'kan?"
Leonard membungkuk dan menarik Harry. "Aku sudah memblokir semua pintu keluar rumah sakit, Elim masih berada di dalam. Aku harus menemukannya."
"Maaf."
Harry tersenyum pahit. "Saya belum pernah melihat wajah asli Elim."
Meski dia pernah melihatnya, dia tidak akan memberitahukannya kepada siapa pun.
Elim hanya mencabut posisinya sebagai Dokter Kepala Rumah Sakit Swafael dan menyuruhnya untuk meninggalkan rumah sakit. Semua yang telah dia raih, uang yang telah dia kumpulkan, dan jalan yang telah dia persiapkan untuk anak-anaknya, Elim tidak mengambilnya sepenuhnya kembali.
Ini adalah sisa-sisa rasa hormat terakhir yang diberikan padanya, sekaligus peringatan.
Memberikan rasa takut dan harapan selalu menjadi cara Elim untuk memenangkan hati orang-orang.
Sekarang tabungan Harry sudah cukup banyak. Meski dia tidak bekerja lagi seumur hidupnya, dia dan Emily masih bisa hidup dengan baik.
Namun, syaratnya adalah mereka tidak boleh melakukan kesalahan lagi.
Kalau tidak, Elim bisa memberinya harapan, tetapi juga bisa membuatnya putus asa.
"Pak Leonard, saya nggak pernah melihat wajah asli Elim, jadi saya nggak tahu apa dia itu pria atau wanita. Tapi, karena Elim membatalkan permintaan pengobatan Anda, itu berarti dia nggak akan menerimanya lagi."
"Karena Elim nggak pernah menerima pasien yang sama untuk kedua kalinya."
"Sebaiknya Pak Leonard memanfaatkan waktu ini untuk mencari dokter lain yang bisa melakukan operasi untuk Pak Oliver!"
Setelah mengatakan itu, Harry bangkit dan menarik Emily yang sempoyongan pergi.
Hanya dalam waktu singkat, dia seolah-olah menjadi lebih tua dari sebelumnya.
Leonard mengerutkan keningnya. Dia tidak percaya kalau dalam waktu singkat seperti ini, dia tidak bisa menemukan Elim.
Dia sudah cukup cepat, tetapi Elim jelas lebih cepat darinya.
Leonard sudah lama tidak menemui orang yang lebih cepat dari dirinya.
Dia menyipitkan matanya, lalu sekali lagi menelepon seseorang. "Tutup semua jalur transportasi di Kota Bromwal, lalu cari seorang wanita berambut putih, mengenakan kacamata presbiopi, dan masker yang membungkus dirinya rapat-rapat."