Bab 94
Air mata Sheila mengitari pelupuk matanya, menahan rasa sakit. Dengan susah payah dia berkata, "Kamu, lepaskan aku!"
Karena pipinya dicengkeram, suaranya menjadi tidak jelas, dipenuhi dengan kepedihan dan ketakutan.
Menanggapi kata-katanya, Johan tidak melepaskan tangannya, malah menambah kekuatannya.
Pipi Sheila sangat sakit, rasa sakit itu merangsang kelenjar air matanya sehingga pelupuk matanya segera memerah. Air matanya mengalir tak terkendali.
"Apa kamu begitu jengkel lihat aku?"
Melihat wajah Sheila yang penuh penolakan, Johan hampir ingin mencengkeramnya sampai binasa.
Sheila mengeluarkan suara sakit, "Sakit, kamu, lepaskan aku." Sambil berkata demikian, air matanya menetes ke telapak tangan Johan. Tanpa sadar, Johan melepaskan tangannya dari pipi Sheila.
Di wajah Sheila yang awalnya pucat, terdapat jejak merah jari.
Sheila menutup pipinya, dengan wajah merah padam menatap Johan, matanya penuh dengan kemarahan.
Sheila dengan marah berkata, "Apa kamu kurang beres?"
Saat membuka

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link