Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 1

Di vila yang kosong, Cindy Winata duduk tidak bergeming di sofa. Beberapa saat kemudian, pintu vila dibuka, Adit Nugraha masuk ke dalam. Ketika Adit melihat Cindy, sikapnya langsung menjadi dingin. "Agnes demam hari ini. Kenapa kamu terus meneleponku?" Cindy berdiri, tetapi dia menundukkan kepala tanpa mengatakan apa-apa dan tidak menanggapi Adit yang belum beranjak. Setelah beberapa saat kemudian, Cindy menjawab, "Tadi aku menghubungimu karena ada masalah penting." "Ada masalah apa? Kamu kelihatan baik-baik saja, memangnya ada masalah apa?" Adit tidak menerima jawaban yang diberikan Cindy, sebaliknya sikapnya makin dingin. "Aku sudah bilang bahwa Agnes sedang sakit, jadi aku menemaninya seharian hari ini, buat apa kamu masih menghubungiku? Cindy, aku pernah memperingatkanmu agar nggak jatuh cinta padaku karena aku adalah pamanmu. Kita nggak mungkin pacaran! Kalau lain kali sikapmu nggak berubah, sebaiknya kamu pindah dari rumah ini." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Adit langsung naik ke lantai atas dan menutup pintu kamarnya. Dari lantai bawah, Cindy melihat Adit naik ke lantai atas. Cindy bergumam pelan. "Maaf, Paman. Nggak ada kesempatan lain kali lagi." "Karena aku sudah mati." Suara Cindy sangat kecil, sedangkan Adit yang sudah naik ke lantai atas tidak mendengar Cindy. Namun, Cindy tidak peduli. Cindy duduk di sofa sambil mengingat masa lalu. Adit sebenarnya bukan paman kandung Cindy, melainkan sahabat ayah Cindy. Sejak kecil, Cindy tidak pernah mau menjauh dari Adit. Cindy selalu memanggilnya Kakak, tetapi Adit selalu menegurnya dengan sabar. "Bukan Kakak, tapi Paman." Panggilan akhirnya benar-benar berubah ketika Cindy berumur delapan tahun. Saat itu, kedua orang tua Cindy meninggal karena kecelakaan, kemudian Adit membawanya ke rumah Keluarga Nugraha. Adit merawat Cindy dengan sepenuh hati. Adit mencurahkan seluruh kasih sayangnya kepada Cindy. Pada saat pertama kali tiba di rumah Keluarga Nugraha, Cindy tidak bisa tidur semalaman. Adit yang dengan sabar membujuknya tidur sambil bekerja. Sejak kecil, Cindy memiliki tubuh lemah dan bergantung pada obat untuk bertahan hidup. Tepat ketika Cindy berumur dua belas tahun, anggota Keluarga Nugraha lainnya tidak suka melihat Adit terus merawat Cindy, mereka menyuruh Adit mengusir Cindy. Adit tidak setuju. Akhirnya, Adit memilih merawat Cindy dan memutuskan pindah dari rumah Keluarga Nugraha. Dengan kemampuannya sendiri, Adit mendirikan Grup SQ yang tidak kalah hebat dari Grup Nugraha. Perselisihan antara Adit dengan Keluarga Nugraha pun berakhir. Saat berumur lima belas tahun, Cindy mengikuti kegiatan piknik sekolah, tetapi tidak disangka mengalami longsor. Dalam kecelakaan itu, Cindy hampir kehilangan nyawanya. Di momen yang berbahaya itu, Adit masuk ke wilayah pegunungan tanpa memedulikan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan Cindy Sejak kecil, Adit selalu memberikan apa pun yang diinginkan Cindy. Yang paling diingat oleh Cindy adalah ketika orang tuanya baru saja meninggal, tubuh Cindy sangat lemah hingga mengalami demam tinggi dan tidak sadarkan diri. Setelah dirawat di rumah sakit selama tiga hari, akhirnya Cindy sadarkan diri. Saat terbangun, Cindy merasa sangat ketakutan. Dia memeluk Adit sambil menangis. "Paman, apa aku akan mati?" Saat itu, Adit menjawab, "Cindy, tanpa seizin paman, nggak ada seorang pun yang boleh membawamu pergi. Meskipun Raja Neraka membawa pergi nyawamu, Paman akan merebut nyawamu kembali." Sesuai janjinya, Adit benar-benar melindungi Cindy selama sepuluh tahun, dari umur delapan tahun sampai delapan belas tahun. Apa pun kesulitan yang Adit hadapi, dia tidak pernah mencampakkan Cindy. Namun, hari ini ada sekelompok penjahat datang merampok ke rumah. Para penjahat itu menikamnya berkali-kali. Cindy menghubungi Adit berkali-kali, tetapi Adit tidak mengangkatnya karena menjaga Agnes yang sedang demam. Agnes Darmaji muncul dalam hidup mereka tiga bulan yang lalu. Saat Adit sedang tidur, Cindy diam-diam mencium bibir Adit. Ciuman itu membangunkan Adit. Dengan wajah dingin, Adit menanyakan apa yang sedang Cindy lakukan. Ketika aksinya ketahuan, Cindy tidak lagi menyembunyikan perasaan cintanya. Cindy menyatakan cinta dengan berani kepada Adit. Namun, Adit langsung menolak dengan tegas, bahkan untuk membuat Cindy patah hati, Adit sering ikut kencan buta. Pada akhirnya, Adit berpacaran dengan Agnes yang tergolong sebagai wanita sempurna. Mereka berdua menunjukkan kemesraan setiap hari di depan Cindy. Dari sekian kali Cindy menghubungi Adit, sebenarnya Agnes sempat mengangkat teleponnya sekali. Namun, ketika telepon diangkat, Agnes mengatakan sesuatu sebelum Cindy sempat bicara. "Cindy, ada masalah apa? Adit sedang masak bubur untukku, dia nggak punya waktu mengangkat teleponmu." Setelah itu, Agnes menutup telepon. Setelah telepon ditutup, Cindy mengembuskan napas terakhirnya. Roh Cindy belum pergi karena jiwanya belum tenang. Raja Neraka merasa ada keanehan, jadi dia menemui Cindy. Saat pertemuannya dengan Raja Neraka, Cindy membuat sebuah kesepakatan. Cindy mengorbankan jiwanya selamanya agar mendapatkan waktu tujuh hari berada di dunia untuk menyelesaikan urusannya yang belum tuntas. Cindy berjalan ke samping kalender. Jika Adit memperhatikan dengan saksama, dia akan menemukan bahwa kalender ini hanya memiliki tujuh hari. Cindy maju dan merobek satu lembar kalender, lalu berkata dengan suara pelan, "Paman, ini hari pertama aku berpamitan denganmu."
Previous Chapter
1/24Next Chapter

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.