Bab 17
Gadis itu mengungkapkan perasaannya.
Yang mengejutkan adalah Radit jelas merasakan getaran emosional di mata pria itu ketika si gadis mengungkapkan cinta, tetapi pria itu mendorongnya pergi dengan ekspresi dingin.
"Aku adalah pamanmu, kamu nggak lebih dari anak kecil di mataku."
Mendengar itu, Radit berkata sambil tertawa sinis, "Pembohong!"
Bus melewati jalan berlubang dan rusak. Guncangan yang terus-menerus membangunkan Radit dari tidurnya. Radit melihat ke jendela dan menyadari bahwa dia melewatkan pemberhentiannya karena ketiduran.
Radit terkejut dan buru-buru turun dari bus ketika bus berhenti di pemberhentian berikutnya. Jarak antara dua halte cukup jauh, butuh waktu lama sampai ke halte tujuannya dengan berjalan kaki.
Radit berjalan kembali menyusuri pinggir jalan, dia mengingat kembali mimpi yang baru saja dialaminya.
Namun, yang dia ingat hanya sedikit.
Radit merenung sejenak, selain kalimat terakhir yang dia ucapkan, "Pembohong!" Setelah itu, dia tidak ingat yang lainnya.
Di
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link