Bab 47
"Aku nggak menyangka kamu bisa melukis juga."
Daniel mengatakan itu secara sembarangan, lalu melirik ke sebuah kanvas. Secara naluriah, dia ingin melihat apa yang sedang dilukis oleh Orlin selarut ini.
Orlin menyadari arah pandangannya. Orlin refleks menggeser tubuhnya ke kiri untuk menutupi lukisan yang sedang dia buat.
Tanpa disadari, dia tidak ingin orang lain melihat lukisannya yang jelek.
Itu mengingatkannya pada rasa sakit karena tidak bisa lagi melukis.
Daniel memperhatikan gerakannya. Dia terdiam sejenak, lalu mengalihkan pandangannya.
"Yang penting kamu nggak terluka."
Ekspresi Daniel kembali seperti biasanya, tampak dingin, tetapi Orlin masih bisa menangkap perubahan kecil pada Daniel.
Mengingat beberapa kali pertemuan mereka, rasanya Daniel selalu ada untuk membantunya ....
Orlin tersenyum tulus padanya. Sepertinya, rasa kekhawatiran di hatinya mulai menghilang.
"Terima kasih, Daniel."
"Mm." Daniel menoleh, telinganya sedikit memerah. Dia mengeluarkan ponsel, mengetuk layar
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link