Bab 437
Kali ini giliran Lucas yang terkejut. "Kenapa dia masih mengikuti? Bocah ini mau apa, sih? Kayak permen karet saja."
"Mau bertarung!" teriak Ryan.
Andrew berkata, "Aku rasa dia takut orang-orang tadi bakal balas dendam, jadi merasa ikut kita lebih aman."
Begitu dugaan itu diutarakan, semua orang serentak berhenti melangkah dan menatap Julian.
"Kenapa kalian menatapku?" Julian merasa heran.
Mereka minum alkohol, jadi tidak bisa mengemudi dan hanya bisa memanggil sopir pengganti. Saat ini, sopir pengganti masih dalam perjalanan, jadi mereka hanya bisa berdiri di pinggir jalan sambil bertatapan dengan Steve.
Akhirnya, Steve mengumpulkan keberaniannya untuk maju ke depan.
"Kak ... "
"Jangan panggil aku kakak."
"Aku ... boleh ikut pulang ke rumahmu nggak? Aku nggak punya tempat lagi untuk pergi."
Akhirnya Julian menatap Steve. "Apa hubungannya itu denganku?"
Steve menundukkan kepalanya. Memang benar, ini tidak ada hubungannya dengan Julian dan Julian tidak punya kewajiban untuk peduli padan
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link