Bab 154
Entah apa ini hanya perasaan Victoria, tetapi dia merasa kulit Julian yang menempel padanya terasa lebih panas dari biasanya.
Keadaan mulai lepas kendali.
Kalau terus seperti ini ...
Victoria melepaskan diri dan mendorong Julian sedikit menjauh. "Masakannya bakal jadi dingin dan sia-sia."
Bukan karena tiba-tiba dia menjadi lebih pemalu, tetapi karena dia sayang dengan hidangan yang sudah disiapkannya, termasuk sebotol Lafite yang mahal itu.
Julian menyipitkan matanya, sementara jakunnya bergerak naik turun. "Baiklah, kita makan dulu. Tapi sebelumnya, keringkan rambutmu dulu biar nggak masuk angin."
Beberapa saat kemudian, keduanya sudah duduk di meja makan.
Cahaya lilin menemani makan malam yang indah.
Suasananya sangat romantis.
Makan malam itu sempurna. Mereka makan dan minum dengan puas. Saat Victoria hendak ke dapur untuk memotong buah, Julian malah ikut berdiri dan memeluknya dari belakang, lalu mencium lembut cuping telinganya. "Jangan melakukan apa-apa lagi."
Tiba-tiba, Victoria
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link