Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 9 Lekaslah Hamil

Pada saat Yvonne bangun, kateter infus telah dilepas dari punggung tangannya. Ia mengusap mata dan melihat dokter datang. “Dokter, saya rasa saya sudah baikan sekarang. Kapan saya bisa pulang?" “Belum bisa. Tuan Lancaster bilang pada saya kalau dia ingin Anda tinggal di rumah sakit beberapa hari lagi untuk diobservasi. Anda hanya bisa keluar setelah kami memastikan bahwa masalah lambungmu memang hanya sekadar masalah lambung." "Di mana dia sekarang?" Yvonne duduk. Ia tampak heran. Jika dirinya harus tinggal di rumah sakit untuk observasi, maka ia harus minta ijin untuk tidak masuk kerja. "Tuan Lancaster sudah pergi. Dia memberi tahu saya kalau dia akan kembali besok. Nona Frey, saya kira Tuan Lancester ada benarnya juga. Parah atau tidaknya masalah lambung itu bervariasi. Akan sangat baik kalau Anda memeriksannya dengan benar." Si dokter menasehati Yvonne, lalu keluar karena ada seorang perawat datang mencarinya. Karena Yvonne tidak bisa melawan keinginan Henry, ia hanya bisa berbaring di ranjang rumah sakit dan tertidur lagi. Begitu ia bangun keesokan paginya, didengarnya keributan di luar bahkan sebelum ia bisa sarapan. Ia terkejut dan bergegas kembali ke bawah selimutnya dan berbaring di tempat tidur. Ketika pintu didorong terbuka,ia membuka matanya dan bertingkah seolah-olah dia baru saja bangun. Namun, bukan Henry yang ia lihat, melainkan kakek mertuanya! "Kakek! Kenapa Kakek ada di sini?" Yvonne berhenti berakting dan bangkit dari tempat tidur saat ia melihat Tuan Besar Lancaster masuk bersama dengan beberapa orang di belakangnya. Mereka datang membawa hadiah untuknya. “Kakek, duduklah di sini.” Meski Tuan Besar Lancester ini tersenyum ramah, Yvonne merasa gugup saat ia menarik kursi di samping tempat tidurnya. “Hoho, jangan khawatir. Kau ikut duduk juga, Yvonne.” Tuan Besar Lancaster tersenyum ketika seseorang membantunya duduk. “Aku dengar kalau kau dirawat di rumah sakit tadi malam, jadi aku memberikan instruksi khusus pada orang-orang di dapur untuk membuat sesuatu yang bergizi untuk dibawa ke sini. Bagaimana perasaanmu sekarang?" "Aku sudah baikan, Kakek. Kakek tidak perlu datang dan mengunjungiku. Kakek seharusnya menelpon saja.” “Oh, bagaimana bisa aku melakukan itu?” kata Tuan Besar Lancaster saat pandangannya tertuju pada perut Yvonne. “Bagaimana perasaanmu setelah beristirahat di rumah sakit semalam? Apa kau merasa mual atau tiba-tiba mengidam?” tanyanya prihatin. "A-Apa?" Yvonne tercengang mendapati pertanyaan ini. Ia hanya dirawat di rumah sakit karena masalah lambungnya. Mengapa lelaki tua itu tiba-tiba menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini padanya? “Bagaimana kamu bisa seceroboh ini, anakku? Kamu perlu lebih memperhatikan pola makanmu saat ini!" kata orang tua itu dengan penuh perhatian. Ia pasti berasumsi kalau Yvonne hamil setelah mendengar bahwa ia dirawat di rumah sakit tadi malam. Melihat Yvonne masih bingung, lelaki tua itu mengingatkannya lagi. “Kau harus memberi tahu dokter jika kau merasa badanmu tidak nyaman! Jangan buat cicit kecilku menderita!" Cicit? “Umm … Kakek, aku rasa Kakek salah paham. Aku dirawat di rumah sakit karena masalah lambung, bukan karena aku hamil." Sungguh! ini salah paham yang membuat canggung! Yvonne hanya tidur sekali dengan Henry, jadi bagaimana mungkin ia bisa hamil dengan mudah? Bahkan jika ia melakukan lebih dari itu, tidak akan bereaksi secepat ini! "Kau tidak hamil?" Senyuman di wajah lelaki tua itu langsung sedikit memudar. "Kau dirawat di rumah sakit hanya karena masalah lambung dan bukan karena kau hamil?" ia bertanya dengan nada cemas. "Kakek?" Henry kebetulan kembali setelah membeli sarapan di luar. Ia terkejut melihat kakeknya ada di sini. "Kenapa Kakek ada di sini?" “Kenapa memangnya?" Wajah lelaki tua itu langsung berubah menjadi masam. “Lihat dirimu! Kalian berdua sudah menikah selama tiga tahun dan masih belum punya anak! Apa kalian berencana membuatku mati karena amarah?!” Orang tua Henry telah meninggal dunia ketika mereka masih muda, jadi Tuan Besar Lancaster hanya tinggal bersama cucunya. Jika mereka tidak segera memberikan ahli waris, siapa yang akan meneruskan warisan keluarga Lancaster? “Kakek, kau tidak bisa memaksakan hal seperti ini. Kami akan merencanakannya di masa depan." Henry meletakkan makanannya di atas meja dan menenangkan lelaki tua itu. "Benar kan, Yvonne?" Henry melihat ke arahnya dan untuk sekali ini ia menyapanya dengan suara penuh kasih. "Hah? Y-Ya, Kakek. Kami sudah memikirkannya." Yvonne memaksa dirinya untuk mengikuti permainan Henry. Pipinya memerah. Ini adalah kali pertama Henry memanggil namanya. "Hmph!" Zachary Lancaster langsung tahu trik keduanya. "Baik, aku akan menunggu! Jangan masuk ke rumah Lancaster lagi jika kalian tidak dapat membawa kabar baik nanti!" "Tenang saja, Kakek." Henry berdiri dan membantu orang tua itu bangkit dari kursinya. “Kenapa kau tidak pulang dan istirahat dulu? Udara di rumah sakit tidak baik untuk orang tua sepertimu." "Benar, Tuan. Mari kita pulang, sekarang.” Seorang kepala pelayan tua maju dan membujuknya. “Lihat, Tuan sudah membeli sarapan dan akan sarapan dengan Nyonya. Mari kita pulang dan jangan ganggu mereka lagi." "Baiklah." Ekspresi lelaki tua itu jadi begitu rileks setelah mendengar kalimat si ketua pelayan. “Ingat apa yang baru saja aku katakan! Jangan coba-coba mengabaikanku!" Ia mengingatkan mereka lagi sebelum pergi. Pintu dengan cepat ditutup kembali. Yvonne menarik napas lega tetapi segera merasa terganggu lagi. Jika ia tidak bisa melahirkan anak saat itu .... Apakah Tuan Besar Lancaster akan memintanya bercerai dari Henry?

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.