Bab 161 Rasa Bencinya
Meskipun Jacqueline sangat tidak puas dengan sikap dingin Henry padanya, ia hanya bisa mengabaikannya demi tujuannya sendiri. “Maaf Henry, aku mendengar semuanya dari ayahku. Ayah menculik Nona Frey dan bahkan … Maaf, karena akulah anakmu meninggal …” serunya.
Henry mencengkeram teleponnya lebih erat, "Apa kamu meneleponku hanya untuk bilang begitu?"
Jacqueline menangis begitu keras. “Aku hanya ingin meminta maaf padamu dan Nona Frey. Aku benar-benar tidak tahu mengapa semuanya menjadi seperti ini ...."
"Apa kamu sudah selesai?" Tanya Henry.
Jacqueline terdiam sesaat, tiba-tiba tak tahu harus berbicara apa.
Reaksi Henry sangat tak terduga.
Ia meminta maaf dan bahkan menangis begitu keras. Bukankah seharusnya Henry menghiburnya?
Henry tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Jacqueline. Pria itu terus berbicara dengan nada acuh tak acuh, “Kalau sudah selesai, istirahatlah. Aku tutup sekarang.”
Henry memutus panggilan dan menjatuhkan telepon ke kursi di sebelahnya.
Sopirnya, Joe,
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link