Bab 477
Aku tak bisa menahan diri untuk meraih tangannya.
Rafael menatapku dengan mata yang dalam dan penuh makna, seolah menceritakan kisah yang sudah lama berlalu.
Dia menatapku serius lalu berkata, "Vanesa, dia benar-benar sakit, penyakit yang nggak akan bisa disembuhkan. Jadi, jangan salahkan dia. Di dunia ini banyak orang yang lebih menderita daripada kita."
Aku mengangguk dan rasa kesalku terhadap Novia pun lenyap begitu saja.
Setelah menceritakan kisah itu, Rafael mengusap lembut rambutku dan berkata dengan pelan, "Kamu pasti lapar, 'kan? Aku masak sesuatu untukmu. Tadi di rumah sakit aku lihat kamu belum makan malam."
Aku baru sadar kalau aku memang lapar setelah dia mengingatkanku.
Aku memandangi Rafael yang menuju ke dapur, entah kenapa, aku menarik tangannya dengan gerakan spontan.
Rafael menatapku.
Aku tiba-tiba bertanya, "Rafael, kamu pasti merasa sangat kesepian saat itu, 'kan?"
Rafael terkejut sejenak, tetapi setelah mendengar jelas apa yang aku katakan, tubuhnya terkejut dan di
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link