Bab 292
Alfredo tertawa di telepon, lalu membalas, "Aku sudah menelepon Pak Rafael. Dia menyarankan agar kita langsung berhubungan."
Setelah sedikit diskusi, Alfredo mengatur pertemuan denganku di sebuah kedai teh dekat rumah.
Aku melihat jam. Sekarang sudah lewat pukul setengah sembilan, waktu yang memang tidak terlalu awal atau pun terlalu malam. Tempatnya juga tidak jauh dari rumah.
Aku segera berganti pakaian, mengenakan riasan tipis, lalu keluar rumah.
Saat melihat sosok Alfredo yang terkenal itu, aku sempat tertegun.
Alfredo terlihat jauh lebih muda dari yang aku bayangkan.
Dia kira-kira berusia enam puluhan. Rambut di pelipisnya sudah memutih, tetapi penampilannya masih tampak sangat bugar.
Dia mengenakan pakaian tradisional berwarna abu-abu muda yang dipadukan dengan sepatu kain hitam bersol karet.
Dia duduk di ruang VIP kedai teh yang memiliki dekorasi elegan, lalu berkata padaku, "Ayo, silakan duduk. Apa kamu biasanya suka minum teh di malam hari?"
Aku menggelengkan kepala, lalu menj
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link