Bab 195
Malam itu, entah apakah aku benar-benar melihat hujan meteor, aku sudah lupa.
Yang aku ingat hanyalah aku tertidur dengan bahagia sambil melihat kembang api.
Dalam mimpiku, aku melihat kembali pemuda berkaos putih itu mendekat padaku dari dalam cahaya.
Aku melihatnya dengan gembira.
Wajahnya perlahan-lahan berubah menjadi wajah Rafael.
Dia tersenyum sambil berkata, "Kembang api yang kamu suka ... "
Ketika aku bangun di tempat tidur, masih tersisa senyuman di wajahku.
Aku menggosok pipiku yang terasa pegal.
Cahaya berkilau di tanganku membuatku langsung terbangun.
Cincin berlian! Aku benar-benar tidak bermimpi semalam.
Rafael merayakan ulang tahunku dengan menyalakan kembang api sepanjang malam dan memberikanku hadiah.
Aku menggosok mataku dan dengan hati-hati membersihkan cincin berlian itu.
Cincin berlian ini kira-kira tiga karat, berkilauan luar biasa hingga terlihat seperti berukuran empat atau lima karat.
Aku memeriksanya dan tidak bisa menahan kekagumanku.
Ini adalah Cartier, bahk
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link