Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab.14

Dalam perjalanan pulang dari perusahaan JAX, Briella dan Karen terlihat dalam suasana hati yang baik. Ada musik ceria di dalam mobil, dan keduanya duduk tersenyum di dalam mobil sambil bernyanyi dengan keras. “Aku sudah menduganya! Seorang pria hanyalah batu sandungan bagimu untuk menuju kesuksesan. Persetan dengan Edward! Berkat kecurangannya, kau akan menjadi desainer yang sukses!” Karen mencibir kesal, “Yah, tunggu saja. Dia pasti akan menyesalinya! Kau pasti akan menjadi lebih baik dan semakin baik!” “Jangan menyebut bintang sial itu. Ayo, tetap bergembira!” Briella menjawab dengan senyum di wajahnya. Saat waktu mendekati malam, langit nampak penuh warna jingga dan awan seolah terbakar oleh api. “Ngomong-ngomong, El ….” Karen menenangkan diri terlebih dahulu sebelum tiba-tiba bertanya dengan nada ragu-ragu, “Kau tidak menyembunyikan apa pun dariku, kan?” “….” Kegembiraan Briella berangsur-angsur menyusut karena pertanyaan Karen, dan dia menatap manik mata sahabatnya dengan sedikit bersalah. ‘Apakah Karen menyadari sesuatu?’ Briella tidak berniat menyembunyikan keadaannya saat ini yang harus tinggal di vila milik Justin, tetapi dia tidak tahu bagaimana harus memberitahu Karen. Apalagi identitas Justin terlalu kuat. Selain itu, dia hanya perlu bertahan selama sebulan, lalu dia bisa menyingkirkan semua ini dan menganggap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Merasakan sorot mata Karen, Briella merasa sedikit sedih lagi. Setelah ragu-ragu, dia bersiap untuk mengaku, “Karen ....” “Aku tidak ingin menutupi sesuatu darimu. Ya, aku hanya ingin memberitahumu bahwa saat ini aku sedang berpacaran dengan seseorang.” Sebelum sempat Briella berbicara, Karen sudah memotong ucapannya. “Hah?” Briella terkejut dan kebingungan. Dia linglung untuk sementara waktu dan tidak bisa bereaksi. Melihat reaksinya, Karen mengangkat bibirnya dan tertawa. “Peristiwa yang begitu membahagiakan terjadi hari ini, seharusnya aku merayakannya bersamamu, tapi hari ini adalah hari ulang tahunnya, jadi ....” Briella menyadari fokus Karen pada saat ini. Dia buru-buru memarkir mobil di sisi jalan, menginjak rem dan memasang gigi P. “Ulang tahun sangat penting, kita bisa merayakan keberhasilan kita kapan saja. Apakah kau ingin aku mengantarmu ke sana?” “Tidak perlu.” Karen tersenyum pada Briella. Lalu, dia mengulurkan tangannya dan memeluknya. “Aku hanya memberitahumu, dan aku akan memperkenalkannya padamu lain kali.” Briella tercengang. “Oh, oke.” Kemudian, Karen turun dari mobil dan pergi, sementara Briella mengemudi kembali ke rumah kontrakan. Begitu tiba di rumah dan membuka pintu, dia melihat semuanya berantakan. Masih ada kain sisa yang ditinggalkannya tadi pagi dan hal ini menghidupkan kembali pikirannya ke dalam ingatan betapa sibuknya mereka kemarin. Ini seperti mimpi. Dalam semalam, dia bagai ditarik keluar dari lumpur yang telah lama memerangkapnya. Mitra perusahaan JAX adalah sesuatu yang bahkan tidak pernah dia pikirkan sebelumnya, tapi sekarang itu benar-benar terjadi! Karen yang telah melajang selama bertahun-tahun juga memiliki pacar, ini benar-benar kebahagiaan ganda. Wajah Briella tersenyum puas, dan tiba-tiba dia merasa bahwa masa depan dan seluruh dunianya menjadi cerah. Di luar, hari sudah mulai gelap. Memikirkan JJ kecil yang masih menunggunya untuk kembali ke vila gunung, senyum Briella menjadi lebih hangat, dan dia tiba-tiba merasakan perasaan memiliki yang tak dapat dijelaskan. Setelah mengemas beberapa perlengkapannya, Briella pergi ke vila di puncak. Dia dalam suasana hati yang baik, di sepanjang jalan dia terdengar menyenandungkan sedikit lagu. Bahkan kemacetan lalu lintas tidak mempengaruhi suasana hatinya yang baik sedikit pun. Lampu jalan di kota sudah menyala, lalu lintas dan keramaian padat pada jam pulang kerja juga menambah kebisingan di jalanan. Briella yang terjebak di jalan tidak merasa kesal sama sekali, dia menunggu dengan tenang dengan tangannya di setir, wajahnya juga diterangi oleh layar LED besar di gedung pinggir jalan. Briella mengalihkan pandangannya dan melihat. Pemandangan malam kota di bawah lampu berwarna-warni, dan iklan di layar membuatnya tertegun. ‘PAMERAN PRODUK BARU MUSIM DINGIN HERS AKAN DIADAKAN BESOK PADA PUKUL 18.00.’ Deretan font yang besar pada iklan sangat menarik perhatian, dan itu juga menyakiti hati Briella tanpa terlihat. Iklan itu mengingatkannya bahwa pacarnya sudqah direbut darinya, dan dia kehilangan kesempatan awalnya di HERS. Meskipun dia sekarang memiliki mitra yang lebih baik dari HERS, tapi tidak dapat disangkal bahwa usahanya selama setahun terakhir berakhir dengan sia-sia. Briella linglung. Dia tidak pulih sampai dia dikejutkan oleh klakson kendaraan di belakangnya. Dia mengangkat kakinya untuk melepaskan rem dan terus melaju ke depan, mengatakan pada dirinya sendiri bahwa suasana hati yang baik tidak boleh dihancurkan. …. Ketika Briella sudah kembali ke vila, JJ terlihat sudah menunggunya di ruang tamu. Begitu dia melihat Briella kembali, JJ meletakkan mainan di tangannya dan bergegas berlari ke arahnya. "Lala! Lala!” JJ memanggilnya dengan gembira, alisnya dipenuhi kegembiraan, tubuh kecilnya dengan cepat datang kepada Briella. “JJ sayang!” Briella menyahuti dengan gembira, berjongkok dan memeluknya. Merasakan rasa yang familiar pada diri Briella, JJ membenamkan kepalanya di ceruk leher Briella dengan rakus dengan ekspresi puas di wajahnya. Pada saat ini, perut mereka berbunyi di saat bersamaan. Suasana hangat pecah, dan keduanya tertawa. “Sudah selarut ini, kau belum makan?” Briella melirik jam. Sudah jam tujuh. “Apakah Daddy-mu belum kembali?” JJ menggelengkan kepalanya, bergantung pada Briella seperti koala. “Aku ingin menunggumu kembali dan makan makanan buatanmu.” Suara lembut dan kata-katanya yang hangat membuat Briella merasa manis di hatinya. “Oke, aku akan membuatnya untukmu.” Setelah dia setuju, dia mengusap rambut JJ dengan sayang, meletakkan barang bawaannya dan pergi ke dapur. Segera, sepanci mie daging sapi yang harum keluar. Ketika dia berjalan menuju ruang makan dengan panci, dia bertemu dengan sosok tinggi tampan yang menuruni tangga. Mereka berdua saling memandang. Briella belum sepenuhnya keluar dari bayang-bayang tidur di ranjang yang sama dengan Justin, tapi dia masih menyapanya, “Apakah kau sudah makan? Aku membuat mie daging sapi, sedikit lebih banyak ….” “Baiklah.” Kemudian, Justin dan JJ duduk berhadap-hadapan di ruang makan, dan Briella pergi untuk mengambil peralatan makan. Asap mie yang mengepul menelusup masuk ke hidung, dan JJ sangat menginginkannya, tetapi dia memberi Justin sebuah tatapan marah karena tidak puas dengan interupsinya. “Daddy, kau jelas-jelas sudah makan malam, untuk apap kau datang?” JJ menyeringai dengan ekspresi tidak senang. Justin menjawab ringan dengan tiga kata, “Aku lapar lagi.” Jawaban ini membuat JJ tidak bisa memikirkan alasan untuk mengusirnya. Pada saat ini, Briella muncul dengan memegang mangkuk dan garpu. Melihat wajahnya yang dipenuhi angin musim semi, Justin mengangkat alisnya dan bertanya dengan ringan, “Nona Briella tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik?” Briella tercengang sejenak. Apakah ekspresinya terlihat begitu jelas? Namun, dia tidak berusaha menelak dan dengan tenang terus tersenyum padanya. “Hmm.” Senyum manisnya seperti angin sepoi-sepoi di musim semi, dan dengan lembut menyentuh hati ayah dan anak yang sedang menatapnya.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.