Bab 200
“Kalau begitu aku akan berkata aku tidak bisa membayar rumah sakit dan membawa ibumu pulang. Aku akan melihat apakah dia akan memberikan sisa uang ini! " Pak Tua Lu berkata dengan marah.
“Tapi bagaimana jika dia benar-benar menuntut kita?” ucap paman pertama, dia merasa khawatir.
Paman kedua buru-buru menambahkan, “Ya, dulu dia adalah mahasiswa hukum terbaik dan bahkan pernah menjadi seorang pengacara. Apalagi, ada yang melindunginya sekarang…. Orang penting itu mungkin memang benar ada. Jika mereka benar-benar menuntut kami, kami mungkin tidak akan bisa memenangkan gugatan itu. "
Pak Tua Lu mengusap dagunya. Ekspresinya menjadi buruk saat dia berkata, "Kalau begitu kalian bertiga membagi tiga sisa tagihan biaya pengobatan ibu kalian."
“Kau ingin kami menanggung sisa biayanya?” Bibi ketiga buru-buru bertanya.
"Kalau tidak seperti itu bagaimana lagi? Menunggu bocah itu menuntut kita? ” Pak Tua Lu memelototi putrinya dengan marah. "Jika kau tidak ikut berpartisipasi untuk memba
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link