Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 6

Olivia dan Leo bercerai belum sampai setengah bulan. Kalau dia benar-benar hamil, kemungkinan besar karena kejadian dua bulan yang lalu. Dua bulan yang lalu, Leo sempat pulang sebentar. Waktu itu, Olivia baru saja pulang berbelanja bersama Lina. Dia mengenakan gaun ketat berwarna biru tua yang menunjukkan garis pinggangnya dengan jelas. Orang-orang juga sulit untuk mengalihkan pandangan dari tubuhnya yang indah itu. Pada malam itu juga, gaun itu hancur di tangan Leo. Leo sangat jarang melakukan hal seperti itu di malam hari ataupun di luar kamar tidur, tetapi kali ini dia benar-benar kehilangan kendali. Oleh karena itu, Olivia tidak yakin apakah Leo memakai pengaman atau tidak. Namun, Olivia juga tidak punya waktu untuk memeriksa tubuhnya ke rumah sakit. Keesokan paginya, dia sudah mendapatkan pesan dari Bu Diana yang meminta kompensasi padanya. Bu Diana mengirimkan bukti plagiarisme dan juga menyewa pengacara untuk menggugatnya. Ini kemungkinan besar berhubungan dengan Nana. Melihat gugatan Bu Diana, asisten Olivia yang bernama Janice segera berkata dengan panik, "Kak Olivia, bagaimana ini? Aku rasa desain itu tidak ada masalah dan sama sekali tidak sama. Satu-satunya hal yang mirip hanyalah penggunaan warnanya, tapi ini juga nggak bisa dianggap sebagai plagiarisme, 'kan?" Olivia tahu kalau mereka menjadikannya sebagai sasaran. Dia kemudian memijit keningnya sendiri dan berkata, "Hadapi saja sesuai aturan yang ada." "Tapi ... aku dapat informasi kalau suami dari Bu Diana itu tidak bisa dianggap remeh. Bukankah sangat berbahaya kalau kita menantangnya?" ujar Janice dengan cemas. Janice baru saja lulus dan masih muda, sangat wajar kalau dirinya merasa takut. Olivia segera menenangkannya, "Sudahlah, mereka hanya ingin menargetkan aku, kalian tidak akan terlibat. Kalau kamu takut, kamu boleh ambil cuti selama beberapa hari ke depan. Kamu bisa kembali bekerja setelah situasinya sudah membaik." "Tapi ... Kak Olivia, apa kamu bisa menghadapinya sendirian?" tanya Janice. "Bisa, jangan khawatir, kamu juga selalu lembur akhir-akhir ini. Kamu bisa pakai kesempatan ini untuk istirahat," jawab Olivia. Janice hanyalah asisten kecil yang tidak bisa membantu banyak. Lagi pula, masalah ini berasal dari Nana, Olivia tidak ingin melibatkan orang lain. Setelah meminta Janice untuk pulang, Olivia pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seorang teman pengacaranya. Pengacara itu bernama Chandra, teman dari salah satu mitra dan juga merupakan penasihat hukum studionya. Olivia tentu saja merasa panik ketika menghadapi masalah seperti ini, hanya saja dia tidak menunjukkannya. Setelah membahas masalah ini dengan Pak Chandra, sepertinya Pak Chandra juga mengenal Bu Diana. Dia kemudian memberi saran pada Olivia dengan ekspresi yang serius, "Kalau bisa berdamai, lebih baik berdamai. Bu Diana bukanlah orang yang bisa dianggap remeh." Maksud dari Pak Chandra adalah tidak perlu menyinggung Bu Diana, karena ini bisa saja merugikan Olivia sendiri. Olivia meminum segelas air, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Kalau benar-benar dibawa ke pengadilan, aku sama sekali nggak punya peluang untuk menang?" "Tentu ada peluang, hanya saja tidak sebanding dengan waktu yang kamu habiskan untuk masalah ini. Apalagi orang yang kamu hadapi adalah Bu Diana, latar belakang suaminya ... " Pak Chandra tidak menyelesaikan perkataannya, tetapi Olivia sudah mengerti apa maksudnya. Sebenarnya, Olivia sama sekali tidak bisa menerima hal ini, tetapi dia juga tidak ingin masalah ini melibatkan studionya. Bagaimanapun juga, studio ini bukan hanya hasil jerih payahnya seorang diri. "Aku mengerti, terima kasih, Pak Chandra," jawab Olivia. Setelah mengatakan itu, Olivia tiba-tiba merasa mual, "Maaf, Pak Chandra, aku ingin ke toilet dulu." "Baik," jawab Pak Chandra. Olivia segera pergi ke toilet dengan terburu-buru. Dia sama sekali tidak bisa menahan rasa mualnya, cermin yang ada di depan juga memantulkan wajahnya yang pucat. Dia pun menampung air dingin untuk mencuci wajahnya dan menenangkan diri. Ketika dia hendak keluar dari toilet, dia tiba-tiba bertabrakan dengan seseorang. "Maaf ... " ujar Olivia. Oliva secara naluriah meminta maaf, tetapi ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat wajah tampan Leo. Olivia tertegun sejenak, bagaimana dia bisa ada di sini? Benar-benar sial.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.