Bab 80
Tidak lama usai Nindi pergi, Nando kembali ke ruang perawatan.
Melihat ada bunga di tong sampah dekat pintu, Nando refleks bertanya, "Siapa yang datang tadi?"
Pengurus rumah begitu tenang saat menjawab, "Cuma orang-orang nggak penting. Saya sudah menyuruh mereka pergi supaya nggak ganggu Tuan Nando istirahat."
Lalu, Sania mengeluarkan termos makanan. "Kak Nando, coba cicipi bubur herbal buatanku. Apa rasanya sudah lebih enak dari yang kemarin?"
Nando mencicipi sesendok. "Hmm, memang jauh lebih enak dari sebelumnya. Sania, kamu memang pengertian banget."
Namun, dia tidak pernah berhenti memikirkan bubur herbal buatan Nindi.
Dulu, dia selalu menikmati dirawat oleh adiknya, Nindi.
Sayangnya, dia terbiasa dengan hal itu hingga mengabaikan usaha Nindi!
Selama ini, dia sangat menyesal karena telah melakukan banyak hal yang menyakiti Nindi
Sania merasa tidak nyaman kala melihat raut wajah Nando. "Kak Nando, ada sesuatu yang mau aku bicarakan denganmu. Kak Nindi baru-baru ini jadi penyiar lang
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link