Bab 17
Nindi berdiri di lorong, berhadapan langsung dengan Kak Leo.
Leo merasa harga dirinya diinjak-injak, jadi dia memilih bicara lebih dulu, "Kamu ke sini buat lihat kami jadi bahan tertawaan, 'kan? Lucu, ya? Melihat orang-orang mengejek tim keluarga kita, puas kamu sekarang?"
Nindi dengan dingin berkata, "Itu karena kamu nggak sebaik lawanmu."
Pada saat yang sama, anggota Tunasen Gaming juga menghampiri mereka.
Nindi melihat kapten yang baru saja berbicara kasar, "Aku ingin bertanya satu hal, apa kamu seorang yatim piatu dan nggak memiliki orang tua?"
Kapten Tunasen Gaming itu menautkan alisnya, "Apa maksudmu?"
"Secara nggak langsung, Mulutmu yang busuk itu bikin aku berpikir mungkin orang tuamu sudah lama meninggal. Aku nggak akan kaget kalau nggak ada yang mengajarimu sopan santun."
"Dasar bocah! Coba ulangi lagi kalau berani!"
Ucapan Nindi membuat pihak lawan naik pitam.
Dia dengan ketus berkata,"Jika kalian kalah dalam pertandingan nanti, kalian harus meminta maaf secara terbuka di depan media atas hinaan yang tadi kamu lontarkan pada orang tuaku!"
"Kita kalah? Jangan bermimpi kamu!"
"Kenapa, nggak berani menjawab? Apa merasa bersalah atau takut?"
Nindi sengaja memprovokasi, dan Kapten Tunasen Gaming langsung terpancing, "Baik! Jika tim kalian yang kalah, kaptenmu juga harus meminta maaf secara terbuka atas apa yang terjadi."
Tunasen Gaming pergi dengan kesal.
Nindi sangat tenang, dia tahu bagaimana cara menang.
Hanya saja suasana di LeSky Gaming menjadi sedikit canggung.
Leo dengan kesal berkata, "Kalau nanti kalah, kamu yang harus minta maaf! Kamu bukan Tim E-Sport kami, siapa yang menyuruhmu mengambil keputusan sendiri."
"Aku hanya ingin orang itu meminta maaf secara terbuka, bukan untuk yang lain."
Nindi baru saja selesai berbicara, Nando datang dengan tergopoh-gopoh, "Nindi! Melihatmu berdiri di sini, aku sangat senang. Akhirnya keluarga kita bisa berkumpul dengan lengkap."
Nindi memilih diam dan enggan menjawab ucapan Nando.
Nando melihat sekeliling, "Sania di mana?"
Leo terlihat agak tegang sebentar, "Nggak tahu, habis dimarahi sedikit langsung kabur."
Anggota tim langsung membela, "Kapten, Sania juga sangat ingin memenangkan pertandingan, tapi dia melakukan banyak kesalahan. Kita nggak bisa menyalahkannya."
"Betul Kapten! Sania adalah gadis yang sangat gigih. Dia sering berlatih di tengah malam. Dia sudah sangat berusaha."
"Kapten, sejujurnya tadi kamu memang terlalu keras padanya."
Leo merasa tersudutkan.
'Apa yang dimaksud dengan dia berlebihan?'
Awalnya Sania sangat ingin bergabung dengan Tim E-Sport untuk ikut kompetisi ini. Tanpa bakat, dia sudah harus mengeluarkan banyak energi untuk berlatih lebih.
Padahal sudah jelas, Sania tidak berbakat sama sekali.
Sania telah melakukan kesalahan saat permainan. Sebagai kapten, apa dia tidak boleh mengomel sedikit?
Nindi mengikuti kata-kata anggota tim dan berkata, "Benar, Sania sudah berusaha keras. Dia bahkan rela mengorbankan waktu belajarnya. Kak Leo, bagaimana bisa kamu memarahinya seperti tadi? Kamu hanya hampir kalah dalam pertandingan, tetapi yang hilang bagi Sania adalah harga dirinya."
Leo hampir kehabisan kesabaran.
Maksud mereka apa, sih?
Mengapa semua orang menyalahkannya sekarang? Padahal jelas-jelas Sania yang tidak bisa main?
Nando juga melirik Leo, "Leo, kamu harus mengubah sifatmu. Dulu Nindi sangat baik padamu, tapi kamu memarahinya hingga dia pergi dan nggak mau membantu lagi. Apa kamu ingin Sania pergi dengan cara yang sama?"
"Kak Nando, ini sama sekali bukan masalahnya. Jelas-jelas Sania sendiri yang..."
"Cukup! Aku sudah melihat siaran langsung dengan jelas dan kamu yang membawa semua orang ke dalam perangkap. Sebagai kapten, kamu yang harus bertanggung jawab. Sania hanya terlalu terburu-buru, jadi membuat kesalahan kecil."
Leo hanya bisa menahan amarahnya.
"Nggak peduli apa yang aku katakan, Kak Nando ternyata nggak percaya padaku!"
Nindi di samping mengamati dengan dingin, akhirnya Leo juga merasakan perasaannya dulu.
Disudutkan dan disalahkan sampai tidak bisa membela diri.
Bagaimana? Menyenangkan bukan?'
Nando menelepon Sania, tetapi tidak dijawab.
Nando langsung berkata, "Jangan pikirkan dia dulu, ayo kita bicarakan tentang pertandingan saja."
Nindi berkata, "Untuk memenangkan pertandingan ini, selanjutnya semua orang hanya boleh mendengar arahanku saja."
Leo tidak setuju, "Kenapa?"
Nindi menatapnya tajam, "Karena aku punya cara untuk menang."
Nindi dengan sangat tenang menjelaskan rencananya.
Dia baru sudah menonton separuh pertandingan ini dan memahami permainan anggota LeSky Gaming. Mereka pernah berlatih bersama sebelumnya, jadi Nindi juga sudah sangat mengerti.
"Semua orang juga bisa berkata seperti itu! Jangan merasa hebat cuma karena punya sedikit bakat. Kamu sama sekali tidak latihan selama ini, dengan apa kamu jamin bakal menang?"
Nindi dengan ketus menjawab "Kalau nggak mengikuti strategiku, aku akan mundur dari pertandingan."
Leo mendengus dingin, "Keluar ya keluar saja! Kamu pikir kamu sepenting itu?"
Nando segera berkata, "Jika nggak ada cara lain, sebaiknya kita mengikuti arahan Nindi terlebih dahulu."
Leo tidak bisa berbuat banyak meskipun merasa tidak puas, karena saat ini memang tidak ada cara lain.
Pertandingan segera dilanjutkan.
Nindi duduk di tempat Sania.
Ini memang tempat duduknya di kehidupan sebelumnya.
Ketika dia mengenakan headphone lagi, tatapannya menjadi lebih tegas. Kali ini dia tidak berjuang untuk menyenangkan Kak Leo.
Dia berkompetisi untuk dirinya sendiri.
LeSky Gaming melakukan pergantian pemain, tentu itu memicu sedikit kehebohan di antara para penonton.
Cakra berdiri di depan jendela lantai dua, melihat gadis yang sedang serius berkompetisi.
Zovan berkata, "Bukankah kamu bilang dia datang untuk melihat saja? Akhirnya, dia tetap ikut berpartisipasi dalam kompetisi. Di matanya, meskipun diperlakukan dengan tidak adil oleh keluarganya, tetap saja keluarga lebih penting."
"Kamu salah, sekarang dia melakukan ini untuk dirinya sendiri."
Cakra mengerti alasan dia pergi untuk mengikuti kompetisi ini.
Dia melakukan ini bukan untuk menyenangkan Leo.
Semangat yang dimilikinya sekarang adalah miliknya sendiri.
Pertandingan dimulai, komentator mulai berkata, "LeSky Gaming mengalami beberapa kendala kecil, ada sedikit penyesuaian pada anggota tim. Hanya saja, anggota satu ini terlihat agak asing, nggak tahu seberapa kuat kemampuannya? Sekarang situasi LeSky Gaming nggak terlalu bagus, entah bagaimana mereka akan bisa keluar dari situasi ini?"
Nindi masuk ke dalam permainan, karakter game yang dimainkan Sania memiliki profesi yang sama seperti sebelumnya, penembak jarak jauh.
Jadi, dia bisa cepat menguasainya.
Nindi sudah menyiapkan rencananya dan hanya menunggu musuh menyerang.
Pada saat penting, Leo tiba-tiba muncul dari persembunyian.
Nindi mengumpat, "Apa yang kamu lakukan?"
"Jangan khawatir, aku bisa sendiri!"
Leo langsung berlari keluar, dia tidak puas dan ingin membuktikan dirinya. Sayangnya, berhasil ditahan dan dipukul oleh lawan.
Nindi sama sekali tidak terkejut dengan apa yang terjadi.
Dia langsung berkata, "Bantu aku melindungi dia, yang lainnya jalankan sesuai rencana."
Dia melompat dari tembok tinggi, memegang peluncur roket di tangannya dan menembak musuh.
Sosoknya bergerak lincah di antara bangunan, sesekali muncul untuk menyerang, langsung memutus ritme tim lawan.
Komentator terdengar semakin bersemangat menjelaskan, "Luar biasa! Operasi dari penembak ini benar-benar hebat, gerakannya sangat matang, sama sekali nggak terlihat seperti seorang pemula. Lebih mirip pemain yang sudah ahli."
"Lihat itu! Dia tiba-tiba berhenti dan berhasil menghindari serangan besar lawan! Bagaimana dia bisa memprediksi serangan mereka sebelumnya?"
"Lihatlah! Dia langsung menyerang dengan lompatan ganda di udara dan melancarkan serangan beruntun sampai dua belas kali! Ini adalah gerakan legendaris yang dulu hanya bisa dilakukan oleh King Master, sang dewa permainan! Bagaimana seorang pemula tiba-tiba mampu mencapai level seperti ini? Ini benar-benar luar biasa!"
Seluruh arena langsung riuh. Sorakan penonton membahana, membakar suasana pertandingan!
King Master adalah pemain yang sangat disukai oleh semua orang!
Meskipun Sang Master telah pensiun lama, cerita tentang kemampuannya tetaplah abadi.
Orang-orang mulai bertanya, "Gadis ini memiliki hubungan apa dengan King Master?"