Bab 903
Ketika orang tuaku baru meninggal, aku sangat merindukan mereka sampai menyakiti diri sendiri dengan menggaruk kulitku hingga luka.
Kata orang, kerinduan dapat menimbulkan penyakit. Itu memang benar.
"Nggak ada gunanya. Dia sama keras kepalanya seperti ayahnya." Sasha bukanlah orang yang sabar.
"Waktu dia nggak sekolah di akhir pekan, bawalah dia kemari." Aku sangat menyukai Tasya.
"Oke! Aku akan bayar kamu biaya mengurus anak."
Aku tersenyum tipis dan menjawab, "Tarifku sangat mahal, lho."
Setelah membawanya mengelilingi kafe ini, aku menyuruhnya duduk di depan meja teh dan menyeduhkan teh untuknya.
"Chloe." Sasha tiba-tiba memanggilku dan berkata, "Sekarang, hidupmu tenang dan santai banget."
Aku menyalakan api untuk menyeduh teh. Yang diseduh adalah teh, yang diminum adalah rasa, tetapi yang dinikmati adalah kehidupan.
Inilah alasan aku mendirikan kafe ini. Sasha sepertinya sudah memahaminya.
"Setelah melalui begitu banyak hal, aku sudah mengerti apa yang aku inginkan." Pikiranku me

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link