Bab 89
Kalau tahu lebih awal, aku tidak akan melihatnya. Bikin kesal saja.
Begitu aku hendak mengalihkan pandanganku, tiba-tiba melihat Reynard berbalik. Tatapannya menembus kaca jendela besar ke arah sini, dan menunjukkan kerutan di dahinya dengan jelas.
Aku tidak menatapnya lama dan malah melihat ke arah Mario. Tepat saat itu, Mario sudah selesai memesan dan mengembalikan ponselku. Aku menunduk melihat makanan yang dipesannya.
Ternyata semua yang dia pesan adalah makanan kesukaanku.
Namun, Mario tidak begitu mengenalku, mana mungkin dia tahu apa yang kusukai? Atau mungkin selera kami sama?
Aku mengangkat kepala dan ingin bertanya, tetapi bibirku hanya bergerak tanpa mengeluarkan kata-kata. Kalau aku terlalu banyak bertanya, malah akan menunjukkan kepedulian. Namun, aku tidak ingin Mario merasakan hal itu.
Jadi, aku hanya bertanya, "Mau minum alkohol?"
"Aku nggak minum," kata Mario menolak. "Selain itu, nanti siang aku masih ada urusan."
Benar, dia masih harus melihat-lihat rumah.
Kupikir Ma
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link