Bab 77
Aku hanya tersenyum dan berkata, "Di kehidupan berikutnya, aku akan terlahir sebagai anak mereka, dan saat itu… Kita akan jadi saudara kandung."
Senyuman Harold membeku sejenak, kemudian dia menunjuk ke pangsit dan berkata, "Makanlah lagi. Lihatlah dirimu, belakangan ini kamu kurus."
"Iya," aku mulai fokus makan pangsit.
Harold terus memperhatikanku, hingga akhirnya aku tidak bisa makan lagi dan berhenti, lalu hanya minum beberapa teguk sup.
"Reynard masih sayang padamu. Dia memasak sup kacang hijau untukmu atas nama ibuku," kata Harold menambahkan.
Aku melengkungkan bibirku dan berkata, "Nasi sudah menjadi bubur, perasaannya yang mendalam itu datang telat."
Rasa sakit di mulutku benar-benar mempengaruhi nafsu makanku. Aku merapikan sisa pangsit dan sup seraya berkata, "Kak, terima kasih sudah datang jauh-jauh ke sini. Sampaikan juga ke Tante Camilla dan Om Robbert kalau aku akan datang setelah pekerjaan selesai."
Aku menunjuk ke taman bermain dan berkata, "Kurang dari sebulan lagi sel
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link