Bab 687
Sengatan sakit yang tajam datang dari ujung jariku. Aku refleks ingin menarik tanganku, tetapi Julian menahannya dan berucap pelan, "Tahan sebentar, nggak lama lagi sudah selesai."
Suaranya sangat lembut, berbeda dengan cara bicaranya padaku yang dingin sebelumnya.
Perubahan sikap orang ini begitu cepat dan membuatku kebingungan.
Perawat yang cakap segera mengeluarkan pecahan kaca dari ujung jariku. Dia lalu menunjukkannya padaku dan berkata, "Lihat, pecahan kacanya sebesar ini. Kalau nggak dikeluarkan, kamu akan terus kesakitan."
Aku tidak tahu kapan aku terkena pecahan kaca itu. Mungkin saat aku melempar asbak tadi.
Perawat mendisinfeksi lukaku, lalu menempelkan plester.
"Terima kasih," ucap Julian pada perawat itu. Dia pun melepaskan tanganku.
Aku menarik tanganku kembali dengan canggung. Aku memandangi plester luka itu, lalu menatapnya. "Gimana denganmu?"
"Apanya?" tanya Julian. Detik berikutnya, dia langsung mengerti maksudku. "Aku baik-baik saja, nggak terluka."
Tadi dia memelukk
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link