Bab 343
Aku tidak mungkin tidak merespons. Namun, begitu merespons, aku malah mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak kuucapkan, "Sekarang memang bukan, tapi belum tentu ke depannya juga bukan."
"Haha!" Stephen terbahak. Tasya yang berada dalam gendongannya juga ikut tertawa.
"Ayah, Kakak ini baik, dia menemani Tasya main."
Gadis kecil ini benar-benar pintar memujiku.
Sebaliknya, raut wajah ibu Tasya terlihat masam. Dia bahkan menatapku dengan penuh waspada. Mungkin dia mengira aku adalah wanita baru yang disukai Stephen.
"Oke, kamu bisa bermain dengannya lain kali," ucap Stephen, seolah-olah hubungan kami begitu dekat.
Di depan anak kecil, aku tidak bisa membantah. Aku hanya bisa menganggap dia berkata begitu untuk menghibur putrinya.
Stephen menggendong Tasya ke depanku dan bertanya, "Apa kamu punya waktu untuk bermain dengan putriku? Kamu bisa minta berapa pun."
Dia serius memintaku bermain dengan putrinya?
Apa dia pikir semua orang sesenggang dirinya?
Namun, jika aku menolak di depan w
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link