Bab 212
Alice sangat kesepian dan tidak merelakan aku pergi.
Aku hanya memiliki dua hari libur. Demi menemaninya, aku meminta izin dua hari lagi dari Arthur.
Namun, aku tidak mungkin selamanya di sana. Pada akhirnya aku harus pergi.
Alice memberiku sebotol teh bunga yang diseduh dengan air embun, serta makanan yang dikukus dengan serbuk bunga dan kelopak bunga. Seolah-olah dia ingin memberikan semua harta berharganya untukku.
Aku tahu dia sangat menyukaiku. Rasa sukanya ini membuatku merasakan tanggung jawab yang tak terungkapkan.
"Kak Chloe, kalau punya waktu, jangan lupa datang mengunjungiku," kata Alice tanpa menatap mataku.
Dia tidak ingin aku melihat air mata di matanya.
Dia gadis yang rapuh di luar, tetapi kuat di dalam.
"Ya," sahutku, tidak berani berkata lebih banyak.
Sebab, aku juga merasa sendu. Aku takut aku yang akan menangis terlebih dahulu sebelum dia.
Perpisahan seperti pisau paling tumpul di dunia, tetapi luka yang ditimbulkan paling dalam.
"Aku sudah meminta temanku untuk menc
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link